A. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP
PELAJARAN
Keterampilan Membuka Pelajaran
PENGERTIAN
q
Set induction ialah upaya guru
menciptakan prakondisi bagi siswa
agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari. Dengan
kalimat lain, kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana siap
mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajari.
q
Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan guru pada awal waktu
pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang
diberikan selama waktu pelajaran itu.
q
Caranya: (i) mengemukakan tujuan yang akan dicapai, (ii) menarik perhatian
siswa, (iii) memberi acuan, dan (iv) membuat kaitan antara materi pelajaran
yang telah dikuasai siswa dan bahan yang akan dipelajari
TUJUAN POKOK SIASAT
MEMBUKA PELAJARAN
q
Menyiapkan mental siswa agar siap
memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibicarakan.
q
Menimbulkan minat serta pemusatan
perhatian siswa terhadap apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran.
KOMPONEN
q
Menarik perhatian siswa: (1) gaya
mengajar guru, (2) penggunaan alat bantu pelajaran, dan (3) pola interaksi yang
bervariasi.
q
Menimbulkan motivasi: (1) kehangatan
dan keantusiasan, (2) menimbulkan rasa ingin tahu, (3) mengemukakan ide yang
berten-tangan, dan (4) memperhatikan minat siswa.
q
Memberi acuan: (1) mengemukakan
tujuan dan batas-batas tugas, (2) menyarankan langkah-langkah yang harus
dilakukan siswa, (3) mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, (4)
mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
q
Membuat kaitan atau hubungan antara
materi yang akan dipelajari dan pengalaman serta pengetahuan yang telah
dikuasai siswa.
Keterampilan
Menutup Pelajaran
SIASAT MENUTUP
PELAJARAN
q
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan
guru untuk mengakhiri pelajaran.
q
Menutup perlajaran dimaksudkan untuk
memberi gambaran menyeluruh tentang: (1) apa yang telah dipelajari siswa, (2)
mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan (3) tingkat keberhasilan guru dalam
proses pembelajaran.
q
Bentuknya: (1) merangkum atau membuat
garis besar persoalan, sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang
makna serta esensi pokok persoalan yang baru saja dibicarakan; (2) mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap
hal-hal yang pokok dalam pelajaran tersebut agar informasi yang telah diterima
dapat membangkitkan minat dan kemampuan terhadap pelajaran selanjutnya; (3)
mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari agar
tercipta suatu kebulatan yang berarti dalam memahami materi yang baru dipelajari;
(4) memberi tindak lanjut (follow up)
berupa saran-saran serta ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan
dilupakan karena itu dipelajari kembali di rumah.
KOMPONEN
q
Cara yang dapat dilakukan guru dalam
menutup pelajaran adalah:
§
meninjau kembali penguasaan inti
pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan;
§
mengevaluasi dengan cara antara lain
(i) mendemonstrasikan keterampilan, (ii) mengaplikasikan ide baru pada situasi
lain, (iii) mengeksplorasi pendapat siswa sendiri, (iv) memberikan soal-soal
tertulis.
Penerapan dalam
Micro Teaching
q
Sajikan suatu pengajaran selama 10—15
menit. Latilah semua komponen membuka dan menutup pelajaran, meliputi: (i)
menarik perhatian siswa, (ii) menimbulkan motivasi, (iii) memberi acuan, (iv)
meninjau kembali, (v) mengevaluasi, dengan cara: (a) demonstrasi keterampilan,
(b) aplikasi ide baru, (c) eksplorasi pendapat siswa, dan (d) soal-soal
tertulis.
q
Sementara Anda berlatih, fasilitator
mengamati dengan menggunakan lembar observasi, kemudian memberikan saran dan
komentar (balikan) mengenai latihan Anda.
B. KETERAMPILAN MENJELASKAN
PENGERTIAN
q
Penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan, misalnya
hubungan sebab-akibat, definisi-contoh, atau sesuatu yang belum diketahui.
q
Penyampaian informasi yang terencana
dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri kegiatan
menjelaskan.
q
Pemberian informasi merupakan salah
satu aspek penting dari kegiatan guru dalam proses interaksi pembelajaran.
TUJUAN
q
Membimbing siswa untuk dapat memahami
hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.
q
Melibatkan siswa dalam berpikir
dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
q
Mendapatkan balikan dari siswa
mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
q
Membimbing siswa untuk menghayati,
mendapat proses penalaran, dan menggunakan bukti-bukti dalam memecahkan
masalah.
ALASAN PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN
q
Meningkatkan efektifitas pembicaraan
agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa, karena
pada pada umumnya pembicaraan lebih
didominasi guru daripada siswa.
q
Penjelasan yang diberikan guru
seringkali tidak jelas bagi siswa, walaupun guru menganggap sudah jelas.
Misalnya guru selalu mengatakan: “Sudah jelas, bukan?” atau “Dapat dipahami,
bukan?” Oleh karena itu, kemampuan mengelola tingkat pemahaman siswa sangat
penting dalam memberikan penjelasan.
q
Tidak semua siswa dapat menggali
sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya. Guru perlu membantu siswa
menjelaskan hal-hal tertentu.
q
Kurangnya sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan siswa dalam belajar. Guru perlu membantu siswa dengan cara
memberikan infor-masi berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan.
KOMPONEN
Perencanaan
q
Penjelasan yang diberikan guru perlu
direncanakan dengan baik terutama berkenaan dengan isi pesan dan penerima
pesan.
q
Isi pesan (materi) meliputi: (i)
analisis masalah secara menyeluruh, (ii) penentuan jensi hubungan yang ada di
antara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau
generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
q
Penerima pesan (siswa) hendaknya
diperhatikan hal-hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap aspek siswa yang akan
menerima pesan seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial,
bakat-minat, serta lingkungan belajar siswa.
PENYAJIAN
q
Kejelasan: Penjelasan
hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa.
Menghindari penggunaan ucapan seperti “ee”, “aa”, “mm”, “kira-kira”, “umumnya”,
“biasanya”, “seringkali”, dan ucapan atau istilah yang tidak dapat dipahami
siswa.
q
Penggunaan contoh dan ilustrasi: Penjelasan sebaiknya mengguna-kan contoh dan ilustrasi
yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
q
Pemberian tekanan: Penjelasan
harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok dan mengurangi informasi
yang tidak penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat
lisan seperti: “Yang terpenting adalah”, “Perhatikan baik-baik konsep ini”,
atau “Perhatikan, yang ini agak sukar”, dan sebagainya.
q
Penggunaan balikan: Guru hendaknya
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan, atau
ketidak-mengertiannya, ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan
guru dengan mengajukan pertanyaan seperti: “Apakah kalian mengerti dengan
penjelasan tadi?” “Apakah penjelasan tadi bermakna bagi kalian?” dan
sebagainya.
PENERAPAN DALAM MICRO TEACHING
q
Sajikan penjelasan selama 10 menit.
Selama Anda berlatih, fasilitator akan mengamati dan merekam semua aktifitas
Anda dengan menggunakan lembar observasi sebagai pedoman. Nilailah penjelasan
yang Anda berikan tersebut dengan bantuan fasilitator.
C. KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN
PENGERTIAN
q
Segala bentuk respon, apakah bersifat
verbal ataupun nonverbal, merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru
terhadap tingkah laku siswa, bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi penerima (siswa) atas
perbuatannya sebagai suatu dorongan ataupun koreksi.
q
Atau, Respon terhadap suatu tingkah
laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati
siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi pembelajaran.
Contoh:
Guru : “Coba
kalian sebutkan salah satu sifat udara!”
“Ya, coba kamu, Dzulfikar!” (sambil menunjuk)
Siswa :
“Udara mempunyai bentuk seperti wadahnya, Bu!”
Guru :
“Bagus, itu jawaban yang tepat. Bapak/Ibu senang
mempunyai siswa yang dapat menjawab dengan baik
seperti kamu”.
TUJUAN
q
Penguatan mempunyai pengaruh berupa
sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk: (i)
meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, (ii) merangsang dan
meningkatkan motivasi belajar siswa, dan (iii) meningkatkan kegiatan belajar
dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
JENIS-JENIS PENGUATAN
Penguatan Verbal
q
Biasanya diungkapkan atau diutarakan
dengan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya. Misalnya,
bagus, bagus sekali, betul, pintar, ya, seratus buat kamu!
Penguatan Nonverbal
q
Penguatan dengan gerak isyarat.
Misalnya: anggukan atau gelengan kepala, senyum, kerut kening, acungan jempol,
wajah mendung, wajah ceria, sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam
memandang.
q
Penguatan dengan cara mendekati
siswa. Misalnya: guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan
kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penampilan siswa.
Misalnya: guru berdiri di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat
seorang atau sekelompok siswa, atau berjalan di sisi siswa. Penguatan ini
berfungsi menambah penguatan verbal.
q
Penguatan dengan sentuhan (contact). Misalnya, guru dapat
menya-takan persetujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampil-an siswa
dengan cara menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, berjabat tangan, mengangkat
tangan siswa yang menang dalam pertandingan. Perlu diperhatikan bahwa
penggunaan penguatan dengan cara ini harus mempertimbangkan faktor usia, jenis
kelamin, dan latar belakang kebudayaan siswa setempat.
q
Penguatan dengan kegiatan yang
menyenangkan. Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang
disenangi siswa sebagai penguatan. Misalnya, seorang siswa yang menunjuk-kan
kemajuan dalam pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin paduan suara di
sekolah.
q
Penguatan berupa simbol atau benda.
Penguatan jenis ini dilakukan dengan cara menggunakan berbagai simbol berupa
benda seperti kartu bergambar, bintang plastik, lencana, ataupun komentar
tertulis pada buku siswa. Tetapi perlu dicatat bahwa penguatan dengan cara
seperti ini jangan terlalu sering digunakan agar tidak terjadi kebiasaan siswa
mengharap sesuatu sebagai imbalan.
q
Jika siswa memberikan jawaban yang
hanya sebagian saja yang benar, guru hendaknya tidak langsung menyalahkan
siswa. Dalam keadaan seperti ini guru sebaiknya memberikan penguatan tak penuh
(partial). Misalnya, bila seorang siswa hanya memberikan jawaban sebagian saja
yang benar, sebaiknya guru menyatakan, “Ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih
perlu disempurnakan”, sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak
seluruhnya salah, dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.
PRINSIP PENGGUNAAN
Kehangatan dan Keantusiasan
q
Sikap dan gaya guru, termasuk suara,
mimik, dan gerak badan, akan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan
dalam memberikan penguatan. Dengan demikian, tidak terjadi kesan bahwa guru
tidak ikhlas dalam memberikan penguatan karena tidak disertai kehangatan dan keantusiasan.
Kebermaknaan
q
Penguatan hendaknya diberikan sesuai
dengan tingkah laku dan penampilan siswa, sehingga siswa mengerti dan yakin
bahwa ia patut diberi penguatan. Dengan demikian, penguatan itu bermakna
baginya, jangan sampai terjadi sebaliknya.
Menghindari Penggunaan Respon
Negatif
q
Walaupun teguran dan hukuman masih
bisa digunakan, respon negatif yang diberikan guru berupa komentar, bercanda
dan nada menghina, ejekan yang kasar, perlu dihindari, karena akan mema-tahkan
atau mengurangi semangat siswa untuk mengembangkan dirinya. Misalnya, jika
seorang siswa tidak dapat memberikan jawaban yang diharapkan, guru jangan
langsung menyalahkan siswa, jika jawaban siswa tidak benar, tetapi bisa
melontarkan pertanyaan yang sama kepada siswa lain.
CARA PENGGUNAAN
Penguatan kepada Siswa Tertentu
q
Penguatan harus jelas, kepada siapa
ditujukan. Sebab bila tidak jelas akan kurang efektif. Oleh karena itu, sebelum
memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut nama siswa yang
bersangkutan sambil menatap kepadanya.
Penguatan Kelompok
q
Penguatan dapat diberikan kepada
sekelompok siswa, misalnya, apabila satu tugas telah diselesaikan dengan baik
oleh satu kelas, guru membolehkan kelas itu untuk bermain bola voli yang
menjadi kegemarannya.
Pemberian Penguatan dengan Segera
q
Penguatan seharusnya diberikan segera
setelah muncul tingkah laku atau respon siswa yang diharapkan. Penguatan yang
ditunda pemberiannya cenderung kurang efektif.
Variasi dalam Penggunaan
q
Jenis atau macam penguatan yang
digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja, karena hal
itu akan menimbulkan kebosanan dan cenderung kurang efektif.
PENERAPAN DALAM MICRO TEACHING
q
Siapkan satu pelajaran singkat antara
10—15 menit mengenai suatu pokok bahasan tertentu.
q
Konsultasikan dengan fasilitator bila
ada yang perlu diperbaiki.
q
Sajikanlah pada sekelompok mahasiswa
teman Anda yang Anda perlakukan sebagai siswa.
q
Berikanlah penguatan sesuai dengan
tingkah laku dan penampilan atau respon siswa tersebut dengan berbagai jenis
penguatan.
q
Perlu Anda ketahui bahwa pembelajaran
yang Anda lakukan bukanlah simulasi, melainkan pembelajaran sebenarnya dalam
bentuk kecil (micro).
D. KETERAMPILAN MEMBERIKAN VARIASI
PENGERTIAN
q
Variasi (stimulus) merupakan suatu aktivitas guru dalam proses interaksi
pembelajaran, ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses
interaksi pembelajaran, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme,
serta partisipasi secara penuh.
q
Untuk itu, Anda sebagai calon guru
dan atau guru perlu berlatih untuk menguasai keterampilan tersebut.
TUJUAN
q
Menimbulkan dan meningkatkan
perhatian siswa dalam proses interaksi pembelajaran
q
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan bakat ingin tahu dan menyelidiki tentang hal-hal baru
q
Memupuk tingkah laku positif terhadap
guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan
belajar yang lebih baik
q
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya
PRINSIP PENGGUNAAN
q
Penggunaan variasi hendaknya sesuai
atau relevan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
q
Variasi hendaknya digunakan secara
lancar dan berkesinambungan agar tidak merusak perhatian dan mengganggu proses
interaksi pembelajaran
q
Penggunaan variasi hendaknya direncanakan
secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau
program satuan pelajaran (PSP).
KOMPONEN
Variasi Cara Mengajar Guru
q
Teacher Voice. Variasi suara
adalah perubahan suara: keras-lembut, tinggi-rendah, cepat-lambat, gembira-sedih,
atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.
q
Focusing. Memusatkan
perhatian siswa pada hal-hal yang dinggap penting. Misalnya, dengan perkataan:
“Perhatikan ini baik-baik”, atau “Nah, ini penting sekali”, atau “Perhatikan
dengan baik, ini agak sukar dimengerti”, dan sebagainya.
q
Teacher Silence. Kesenyapan
atau kebisuan atau selingan diam yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru
menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa.
q
Eye Contact and Movement. Kontak pandang hendaknya dilakukan guru ketika
berinterkasi dengan siswa. Pandangan guru menjela-jahi seluruh kelas dan
melihat ke mata siswa untuk menunjukkan ada hubungan yang intim dengan siswa.
Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan mengetahui
perhatian atau pemahaman siswa.
q
Teacher Movement. Pergantian
posisi guru dalam kelas digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa.
Terutama bagi calon guru, biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan
hindari tingkah laku negatif. Perhatikan beberapa saran berikut ini.
§
Biasakan bergerak bebas dalam kelas
untuk menanamkan rasa dekat kepada siswa sambil mengontrol tingkah laku siswa.
§
Jangan membiasakan menerangkan sambil
menulis menghadap ke papan tulis.
§
Jangan membiasakan menerangkan dengan
arah pandangan ke langit-langit, ke arah lantai, atau ke luar, tetapi arahkan
pandangan menjelajah seluruh kelas.
§
Bila ingin mengobservasi seluruh
kelas, bergeraklah perlahan-lahan dari belakang ke arah depan untuk mengetahui
tingkah laku siswa.
q
Gerak Badan dan Mimik. Variasi dengan
ekspresi wajah guru, gerakan kepala dan gerakan badan adalah aspek sangat
penting dalam berkuminikasi, terutama menyampaikan arti dari pesan lisan yang
dimaksudkan. Ekspresi wajah misalnya, tersenyum, mengerut-kan dahi, cemberut,
menaikkan alis mata, dan sebagainya.
Variasi Penggunaan Media dan Alat Bantu Mengajar
q
Visual aids. Variasi alat
atau bahan yang dapat dilihat, misalnya: grafik, bagan, poster, gambar, film,
slide, dan sebagainya.
q
Audio (auditif) aids. Variasi alat atau
bahan yang dapat didengar, misalnya: suara radio, rekaman suara, deklamasi
puisi, sosiodrama, telepon, dan sebagainya.
q
Motorik. Variasi alat
atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan, misalnya:
topeng, patung, boneka, dan lain-lain yang
dapat diperagakan
q
atau dimanipulasikan.
q
Audio-visual aids (AVA). Variasi alat
atau bahan yang dapat dilihat, didengar, dan diraba, misalnya: film, televisi,
radio, slide projector yang diiringi
q
penjelasan guru.
Variasi Pola
Interaksi dan Kegiatan Siswa
q
Pola guru-siswa: komunikasi
sebagai aksi (satu arah).
q
Pola guru-siswa-guru: Ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi
antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi).
q
Pola guru-siswa-siswa: ada balikan
bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain
q
Pola guru-siswa, siswa-guru, siswa-siswa: interaksi optimal antara guru dan siswa, siswa dengan
siswa (komunikasi sebagai transaksi, multiarah).
q
Pola melingkar: setiap siswa
mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan
berbicara dua kali jika ada siswa yang belum mendapat giliran.
PENERAPAN DALAM MICRO TEACHING
q
Rencanakan suatu pengajaran mikro
(5—10 menit) untuk topik dan kelas tertentu.
q
Gunakan komponen keterampilan
mengadakan variasi yang sesuai dengan kemampuan Anda, tujuan, dan usia siswa.
q
Latilah beberapa variasi yang
menarik, baik variasi dalam gaya mengajar, variasi media, maupun variasi pola
interaksi.
q
Sementara Anda berlatih, fasilitator
akan merekan dan mencatat kesalahan dan atau kekeliruan Anda dengan menggunakan
lembar pengamatan untuk memperoleh balikan bagi Anda.
E.
KETERAMPILAN DASAR BERTANYA
SIASAT POKOK KETERAMPILAN BERTANYA
q
Bertanya dalam proses pembelajaran
memainkan peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun secara baik dengan
teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif bagi siswa, yaitu:
§
meningkatkan partisipasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran;
§
membangkitikan minat dan rasa ingin
tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan;
§
mengembangkan pola dan cara belajar
aktif siswa, sebab berpkir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya;
§
menuntun proses berpikir siswa, sebab
pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang
benar;
§
memusatkan perhatian siswa terhadap
masalah yang sedang dibahas.
q
Keterampilan dan kelancaran bertanya
dari calon guru maupun guru perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi
pertanyaannya maupun teknik bertanya.
KOMPONEN
KETERAMPILAN BERTANYA DASAR
Jelas dan Singkat
q
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara
jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami siswa sesuai
dengan taraf perkembangannya.
Pemberian Acuan
q
Sebelum memberikan pertanyaan,
kadang-kadang guru harus memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi
informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa.
q
Contoh: Kita ketahui bahwa erosi
tanah dapat disebabkan oleh air dan angin. Coba kamu sebutkan faktor penyebab
yang lain yang mengakibatkan terjadinya erosi.
Pindah Gilir
q
Adakalanya suatu pertanyaan perlu
dijawab oleh lebih dari seorang siswa karena jawaban siswa belum tepat atau belum memadai.
Penyebaran
q
Untuk melibatkan siswa
sebanyak-banyaknya di dalam pembelajar-an, guru perlu menyebarkan giliran
menjawab pertanyaan secara acak.
q
Guru hendaknya berusaha agar semua
siswa mendapatkan giliran secara sama dalam menjawab pertanyaan.
q
Beda dengan pindah gilir: pada pindah
gilir, beberapa siswa secara bergilir diminta menjawab pertanyaan yang sama,
sedangkan pada penyebaran, beberapa pertanyaan yang berbeda, disebarkan giliran
menjawab kepada siswa yang berbeda pula
Pemberian Waktu
Berpikir
q
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru
perlu memberikan waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah
seorang siswa untuk menjawabnya.
Pemberian
Tuntunan
q
Bila siswa menjawab salah atau tidak
dapat menjawab, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa agar dapat
mene-mukan sendiri jawaban yang benar.
Dasar Pertanyaan yang Baik
q
Jelas dan mudah dipahami siswa
q
Berikan informasi yang cukup kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan
q
Difokuskan kepada satu masalah atau
tugas tertentu
q
Berikan waktu yang cukup kepada siswa
untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan
q
Bagikanlah semua pertanyaan kepada
seluruh siswa secara merata
q
Berikan respon yang ramah dan
menyenangkan sehingga siswa berani menjawab pertanyaan
q
Tuntunlah jawaban siswa sehingga
mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar
JENIS PERTANYAAN YANG BAIK
Jenis Pertanyaan menurut
Maksudnya
q
Compliance question, pertanyaan
permintaan, misalnya: “Dapatkah kamu tenang agar suara Bapak/Ibu dapat kalian
didengar semua?”
q
Rhetorical question, pertanyaan
yang tidak menghendaki jawaban siswa, tetapi dijawab sendiri oleh guru,
misalnya: “Mengapa setiap Muslim harus berwudlu sebelum melaksanakan salat?
Sebab wudlu merupakan” … dan seterusnya.
q
Prompting question, pertanyaan
mengarahkan atau menuntun, yakni pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah
kepada siswa dalam proses berpikir. Apabila siswa tidak dapat menjawab atau
salah dalam menjawab, guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan
atau menuntun proses berpikir siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat
menemukan jawaban bagi pertanyaan pertama tadi.
q
Probing question, pertanyaan
menggali, yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk mendalami
jawabannya terhadap pertanyaan pertama. Dengan pertanyaan menggali ini siswa
didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan pada
pertanyaan sebelumnya.
Jenis Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom
q
Pertanyaan pengetahuan (recoll question, knowledge question) atau ingatan dengan menggunakan kata-kata apa,
di mana, kapan, siapa, dan sebutkan. Contoh: Sebutkan ciri-ciri micro-teaching!
q
Pertanyaan pemahaman (comprehension question), yaitu
pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata
sendiri. Biasanya menggunakan kata-kata jelaskan, uraikan, dan bandingkan.
Contoh: Jelaskan manfaat micro teaching!
q
Pertanyaan penerapan (aplication question), yaitu pertanyaan
yang menghendaki jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang
diterima. Contoh: Berdasarkan proses tersebut, kesimpulan apa yang dapat Anda
berikan?
q
Pertanyaan sintesis (synthesis question), yakni pertanyaan
yang menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan
menuntut siswa untuk membuat ramalan (prediksi), memecahkan masalah, mencari
komunikasi. Contoh: Apa yang terjadi bila musim kemarau tiba? Apa yang Anda
lakukan bila seorang siswa Anda tidak mau memperhatikan pelajaran?
q
Pertanyaan evaluasi (evaluation
question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan
penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isyu yang ditampilkan. Contoh:
Bagaimana pendapat Anda tentang fatwa haram bagi presiden wanita? Apa komentar
Anda tentang politik uang?
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Kehangatan dan Keantusiasan
q
Untuk meningkatkan partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran, guru perlu menunjukkan sikap baik pada waktu
mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru
termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan
ada-tidaknya kehangatan dan keantusiasan.
Kebiasaan yang Perlu Dihindari
q
Jangan mengulang-ulang pertanyaan
bila siswa tidak mampu menjawabnya (menurunkan perhatian dan partisipasi
siswa).
q
Jangan mengulang jawaban siswa (buang
waktu, siswa tidak memperhatikan jawaban temannya melainkan menunggu komentar
dari guru)
q
Jangan menjawab sendiri pertanyaan
yang diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan menjawabnya (siswa frustasi,
dan mungkin tidak mengikuti pelajaran dengan baik)
q
Usahakan agar siswa tidak menjawab
pertanyaan secara serempak (guru tidak mengetahui dengan pasti jawaban siswa
mana yang benar dan salah)
q
Jangan menentukan siapa siswa yang
harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan (siswa lain tidak memikirkan
jawaban pertanyaan)
q
Pertanyaan ganda: Apa yang
menyebabkan terjadinya hujan dan bagaimana akibatnya bila turun hujan?
PENERAPAN DALAM MICRO TEACHING
q
Sajikan suatu kegiatan pembelajaran
yang banyak menggunakan interaksi verbal antara Anda dan yang Anda anggar
siswa. Buatlah beberapa pertanyaan yang akan Anda ajukan selama pembelajaran
berlangsung. Gunakan komponen keterampilan bertanya dasar yang sesuai dengan
pelajaran.
Posting Komentar